Berikut Profil Marsekal Hadi Tjahjanto yang Digadang-gadang Jabat KSP Gantikan Moeldoko
CNBKEPRI.COM – Marsekal Hadi Tjahjanto digadang-gadang akan menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) gantikan Moeldoko. Berikut profilnya!
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS memprediksi Panglima TNI Hadi Tjahjanto akan mengisi kursi KSP menggantikan Moeldoko.
“Posisi yang ditinggalkan Hadi akan diisi KSAL Yudo Margono,” ucap Fernando, Kamis 9 September 2021.
Fernando mengatakan, sesuai dengan UU TNI matra AL saat ini berkesempatan mengisi posisi tersebut.
Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 8 November 1963 ini mengawali kariernya sebagai pilot pesawat TNI AU dan banyak bertugas di pangkalan udara militer. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia. Puncaknya, ia dipilih Presiden Jokowi sebagai Panglima TNI.
Nampaknya jiwa pengabdian sudah mengalir dalam diri Hadi. Hadi berasal dari keluarga militer. Ayahnya, Bambang Sudarto merupakan jebolan TNI AU.
Bambang merupakan sersan mayor yang pernah berkarier di Lanud Abduralchman Saleh.
Ayahnya pasti bangga mempunyai anak seperti Hadi. Pasalnya anaknya itu mempunyai kecerdasan diatas rata-rata.
Sejak di bangku sekolah, Hadi Tjahjanto populer di antara teman-temannya. Ia dikenal sebagai siswa yang cerdas.
Saking cerdasnya, Hadi kerap dijuluki ‘ otak setan ‘ oleh teman-teman sekolahnya.
Dia menyelesaikan pendidikan militernya di Akademi Angkatan Udara pada tahun 1986. Lulus pendidikan, ia langsung meneruskan ke Sekolah Penerbang TNI-AU.
Setahun kemudian, ia mengawali kariernya sebagai pilot di Skuadron 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Ia bertugas membawa pesawat angkut ringan Cassa.
Di Skuadron 4 ini, karier Hadi dari pilot, Kepala Seksi Latihan, hingga menjadi Komandan Flight Ops A Flightlat Skuadron Udara. Setelah itu ditarik sebagai perwira menengah di Dinas Administrasi dan Personel Angkatan Udara (Disminpersau).
Tak lama, Hadi diberi tugas sebagai Komandan Lanud Adi Sumarmo, Solo periode 2010. Setahun berselang, Hadi diangkat menjadi Direktur Operasi dan Latihan Basarnas. Dengan jabatan barunya, Hadi resmi memperoleh pangkat marsekal pertama dengan bintang satu di pundaknya.
Namanya mulai dikenal publik saat ia ditarik ke Mabes dan diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU sebagai juru bicara. Pada tahun 2015, ia kembali diminta memimpin teritorial Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, sebagai komandan.
Karier Hadi terbilang moncer. Ia diminta menjadi sekretaris militer presiden. Tentunya, bintangnya pun naik menjadi bintang dua dengan pangkat marsekal muda. Di posisi ini, Hadi kembali bertemu dengan Joko Widodo, yang sebelumnya sempat bersama saat tugas di Solo dengan jabatan yang berbeda; Hadi sebagai Komandan Lanud Adi Sumarmo dan Jokowi sebagai wali kota.
Setahun menjalani sekretaris militer presiden, Hadi dipindahkan ke Kemhan RI sebagai Irjen. Bintangnya pun bertambah tiga dengan pangkat marsekal madya. Tak lama kemudian, pada awal tahun 2017, namanya kembali dipromosikan sebagai orang nomor satu di TNI AU.
Presiden Jokowi memilih Hadi sabagai KSAU menggantikan Marsekal Agus Supriatna yang pensiun 28 Januari 2017. Hadi pun dilantik di Istana Presiden, Jakarta, 18 Januari 2017, dengan kenaikan bintang empat dengan pangkat marsekal TNI AU. Pada usia 54 tahun tepatnya, pada 8 Desember 2017 ia dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggantikan Gatot Nurmantyo. (*)