Ketahuan Beli Alat Medis Murah dari Tiongkok, Kim Jong-un Eksekusi Mati Pejabat Korea Utara
CNBKEPRI.COM – Diktator Korea Utara yang kejam, Kim Jong-un, telah mengeksekusi hukuman mati terhadap seorang pejabat setelah dia memesan peralatan medis murah untuk membangun dan menjalankan rumah sakit.
Kim Jong-un dikatakan sangat marah ketika pejabat tersebut, wakil direktur di Kementerian Luar Negeri, mengatur agar mesin Tiongkok diimpor.
Menurut laporan di negara tetangganya Korea Selatan, Kim Jong-un bersikeras bahwa peralatan medis di Rumah Sakit Umum Pyongyang harus dari Eropa, bukan dari Tiongkok.
Rumah sakit tersebut telah dikembangkan sejak tahun lalu tetapi masih belum dibuka, meskipun Kim Jong-un menetapkan batas waktu Oktober karena krisis Covid-19, lapor Daily NK yang berbasis di Seoul.
Tidak dapat memperoleh peralatan yang diperlukan dari Eropa karena sanksi terhadap rezim jahat, pejabat Korea Utara tersebut dikatakan telah meminta bantuan dari Tiongkok.
Dikutip dari Mirror, mesin itu akan dikirim akhir bulan ini.
Sebelumnya, Kim Jong-un menghadiri upacara peletakan batu pertama di rumah sakit pada Maret tahun lalu, dengan membual bahwa itu akan dibuka dalam enam bulan – tetapi itu belum terjadi.
Para ahli percaya bahwa meskipun konstruksi telah berkembang, para pejabat tidak dapat menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa.
Kim Jong-un tidak menyetujui kontrak yang akan membuat barang-barang Tiongkok diimpor, dan memerintahkan eksekusi pejabat tersebut, yang dikatakan berusia 50-an, ketika dia mengetahuinya.
Awal tahun ini, Daily Mail melaporkan, analis Korea Utara Martyn Williams menyarankan bahwa mencari peralatan medis bisa menjadi masalah.
Rumah sakit itu akan dibuka pada Oktober, bertepatan dengan peringatan 75 tahun partai yang berkuasa didirikan.
“Kami tidak dapat menilai kemajuan interior. Salah satu poin utama yang mencuat adalah pengadaan peralatan medis,” tutur Mr Williams.
“Pemindai dan sejenisnya tidak murah dan Korea Utara tidak kaya. Saya mengerti telah meminta pemerintah asing untuk memberikan sumbangan peralatan tetapi itu belum banyak,” sambungnya.
Akibat tenggat waktu yang terlewat, diklaim, pemerintah Korea Utara telah menghapus rumah sakit sepenuhnya dari video propaganda yang diperlihatkan kepada warga Korea Utara. (*)