Profil dr Karina, Si Cantik Penemu Terapi aaPRP yang Sembuhkan Pasien Covid-19
CNBKEPRI.COM – Nama dr Karina menjadi sorotan beberapa wkatu belakangan. Ini lantaran dirinya menemukan terapi aaPRP yang diklaim dapat menyembuhkan pasien Covid-19.
Dilansir dari reqnews, Dokter Karina merupakan lulusan S3 Universitas Indonesia (UI). Dokter cantik satu ini telah melakukan uji coba terapi aaPRP tahap pertama sejak tahun lalu terhadap 10 orang sukarelawan.
Tahun ini, ia kembali melanjutkan uji coba tahap dua terhadap 20 orang sukarelawan. Seluruh pasien Covid-19 yang menerima uji coba terapi ini merupakan pasien Covid-19 dengan gejala “kelas berat”. Bahkan sudah menggunakan alat bantu pernapasan.
Seluruh uji coba pun berhasil dilakukan. Hasil ini pun telah dipublikasikan di delapan jurnal internasional.
Untuk diketahui, terapi aaPRP yang ditemukan dr Karina merupakan yang pertama di dunia. Karina pun menjelaskan cara pembuatan aaPRP untuk pasien Covid-19.
Awalnya, darah pasien diambil sebanyak 20-25 cc dengan cara seperti ambil darah untuk cek laboratorium.
“Trombosit dari darah pasien Covid-19 sendiri dipisahkan, lalu dipecahkan di laboratorium khusus milik HayandraLab. Hasilnya, protein yang keluar dari trombosit dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien melalui cairan infus,” katanya, dikutip Sabtu, 7 Agustus 2021.
Proses tersebut membutuhkan waktu sekitar 2 jam hingga 3 jam. Teknik aaPRP aman digunakan untuk usia berapa pun dengan berbagai kondisi kesehatan, karena aaPRP dari tubuh sendiri dan tidak diproses dengan zat yang berasal dari hewan.
Terapi aaPRP dilakukan sesuai dengan keadaan pasien. Bagi pasien OTG (orang tanpa gejala) dan ringan, cukup satu kali terapi, maka langsung negatif Covid.
Sedangkan pasien berat dan kritis yang sudah dibantu pernapasan di ICU, bisa diterapi terapi 3-5 kali terapi.
“Jarak pemberian aaPRP bisa setiap hari atau selang satu hari, tergantung seberapa cepat pasien membaik,” ujarnya.
Lantas siapa sebenarnya dr Karina yang sosoknya jadi sorotan ini? Karina adalah dokter ahli bedah plastik. Ia lulusan S1, S2, dan S3 Universitas Indonesia. Ia meraih gelar doktor di usia 45 tahun pada 2019 lalu.
Suami Karina juga lulusan UI dan merupakan dokter ahli kandungan. Sementara Ibu Karina dokter ahli kulit. Karina sudah memiliki hak paten, bagaimana bisa mendapatkan 1,5 miliar stemcell dari lemak pasien.
Selama ini dr Karina memang sudah dikenal sebagai ahli PRP. Ia bisa mempermudah wajah wanita lewat teknik PRP.
Dari situlah dr Karina akrab dengan persoalan trombosit dalam darah. Dia pun terus melakukan penelitian.
Karina sudah punya lab dan klinik sendiri yang diberi nama Hayandra. Nama itu diambil dari singkatan nama tiga anaknya, yakni Hanif, Jan, dan Nandra. Lab milik dr Karina disebut-sebut salah satu yang terbaik di jenisnya di Indonesia.