Kisah Putri Penjual Jagung Bakar yang Kini Sukses Menjadi Pilot Wanita Pertama TNI AD
CNBKEPRI.COM – Pekerjaan menjual jagung bakar mungkin sering dipandang sebelah mata oleh sebagian banyak orang.
Namun, jangan salah geng, seorang bapak penjual jagung bakar ini bahkan sukses membesarkan putrinya yang kini menjadi pilot.
Tidak tanggung-tanggung, sang putri yang bernama Puspita Ladiba atau akrab dipanggil Diba ini berhasil menjadi pilot wanita pertama di TNI AD.
Sekilas, penampilan Diba memang tampak seperti wanita pada umumnya.
Namun ketika dirinya sudah mengenakan seragam loreng khas TNI AD dan duduk di balik kendali pesawat tempur, Diba pun menjelma sebagai sosok yang mengagumkan.
Keberhasilan Diba mewujudkan cita-cita menjadi pilot wanita pertama di TNI AD tak terlepas dari kerja kerasnya selama ini.
Diba pun tidak berjuang sendirian, dia juga dibantu oleh perjuangan dari kedua orang tuanya yang tidak kenal kata lelah.
Ayah dan ibu Diba sendiri adalah seorang penjual jagung bakar di Medan, Sumatera Utara. Terlahir dari orang tua yang berjualan di kaki lima, penghasilan keluarga Diba memang terbilang pas-pasan.
Untuk membawa Diba kuliah saja orang tuanya tak mampu, padahal saat itu Diba berhasil diterima di salah satu universitas negeri.
“Pahitnya itu saya keterima di universitas terbesar di Indonesia. Saya tidak bisa mengikuti karena tidak mempunyai biaya melanjutkan kuliah,” ujar Diba seperti yang dilansir dari kanal YouTube TNI AD.
Namun, tak lama kemudian, nasib baik justru menghampiri Diba. Dia justru mendapat tawaran untuk melanjutkan pendidikan di akademi militer.
Hebatnya, Diba pada akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan predikat cumlaude pada tahun 2013 silam.
“Awalnya saya tidak tahu ada korps penerbang angkatan darat, diberi kesempatan untuk jadi pilot wanita pertama,” ujar Diba.
Kehidupan ekonomi keluarganya terbilang pas-pasan, namun kini sang putri sukses jadi pilot.
Pekerjaan menjual jagung bakar mungkin sering dipandang sebelah mata oleh sebagian banyak orang.
Namun, jangan salah geng, seorang bapak penjual jagung bakar ini bahkan sukses membesarkan putrinya yang kini menjadi pilot.
Tidak tanggung-tanggung, sang putri yang bernama Puspita Ladiba atau akrab dipanggil Diba ini berhasil menjadi pilot wanita pertama di TNI AD.
Sekilas, penampilan Diba memang tampak seperti wanita pada umumnya.
Namun ketika dirinya sudah mengenakan seragam loreng khas TNI AD dan duduk di balik kendali pesawat tempur, Diba pun menjelma sebagai sosok yang mengagumkan.
Keberhasilan Diba mewujudkan cita-cita menjadi pilot wanita pertama di TNI AD tak terlepas dari kerja kerasnya selama ini.
Diba pun tidak berjuang sendirian, dia juga dibantu oleh perjuangan dari kedua orang tuanya yang tidak kenal kata lelah.
Ayah dan ibu Diba sendiri adalah seorang penjual jagung bakar di Medan, Sumatera Utara. Terlahir dari orang tua yang berjualan di kaki lima, penghasilan keluarga Diba memang terbilang pas-pasan.
Untuk membawa Diba kuliah saja orang tuanya tak mampu, padahal saat itu Diba berhasil diterima di salah satu universitas negeri.
“Pahitnya itu saya keterima di universitas terbesar di Indonesia. Saya tidak bisa mengikuti karena tidak mempunyai biaya melanjutkan kuliah,” ujar Diba seperti yang dilansir dari kanal YouTube TNI AD.
Namun, tak lama kemudian, nasib baik justru menghampiri Diba. Dia justru mendapat tawaran untuk melanjutkan pendidikan di akademi militer.
Hebatnya, Diba pada akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan predikat cumlaude pada tahun 2013 silam.
“Awalnya saya tidak tahu ada korps penerbang angkatan darat, diberi kesempatan untuk jadi pilot wanita pertama,” ujar Diba.
Saat dirinya masih duduk di bangku SMA, Diba mengaku menjadi satu-satunya murid yang tidak memiliki ponsel.
Bahkan untuk makan sehari-hari saja keluarganya juga kesulitan. Pernah suatu kali dagangan orang tuanya tidak laku, Diba dan keluarga terpaksa makan dengan sangat sederhana.
“Pernah jualannya enggak laku gitu, terus kita makan seadanya saja. Makan jagung yang dijual,” lanjut Diba.
Meski kini Diba sudah sukses menjadi seorang pilot TNI AD, namun orang tuanya tetap memilih untuk berjualan jagung bakar.
Wanita yang mengenakan hijab ini mengatakan sudah berusaha membujuk orang tuanya agar tak lagi berjualan. Diba pun menyampaikan bahwa kedua orang tuanya masih ingin terus bekerja.
“Kalau saya bilang, ‘kenapa sih diterusin jualannya, sudah nanti Ladiba yang bantu’. Ayah sama ibu enggak mau membenani Ladiba selagi orang tua masih bisa bekerja gitu,” tuturnya.
Walaupun orang tuanya memutuskan untuk tetap berjualan jagung bakar, Diba mengaku selalu rutin mengirimkan uang untuk kebutuhan keluarganya. (*)